simponi jiwa
menitik pada satu titik, saat berat menahan satu jerat, letih menilih pedih saling silih, antara satu hidup di lain mati
tatap pandangan kosong melompong, di antara pilar2 gedung yang merenta, sepadan namun tidak tercermin keindahan, terselip satu retakan kecil, di bawah tumpukan diktat
matiku tak sepadan denganmu, mungkin di antara usia yang direnggut bersamamu, kala ku mulai menulis sajak saat beranjak, semua kukunci rapi mati dalam hati, dan kau kuncinya sayang….
pelataran parkir yang luas mulai nampak, sepi mengisyaratkan satu hati…tercabik…oleh hilir mudik kendaraan, dengan suara bising dan dandanan serasi, diiringi kaki-kaki yang memaki!
sebagai mikrokosmos yang selalu gagal, dalam setiap eksperimen waktu yang menggebu, bukanlah suatu daya cipta yang sakti…namun lelah dengan semua ke-kalah-an
dan menang sebagai pecundang…
Currently have 0 komentar: